Senin, 26 Mei 2014

BULKING STATION CRUIDE PALM OIL

BULKING STATION CRUIDE PALM OIL

Bulking Station CPO biasanya dibangun oleh perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk meminimalkan biaya transport CPO pada saat proses pengapalan. Lho dimana korelasi biaya transport CPO dengan pengapalan? Toh CPOnya tetap diangkut dengan truck sebelum masuk kapal ataupun Bulking Station? Gini gan…biasanya perusahaan perkebunan kelapa sawit khususnya pada saat pengapalan CPO akan membutuhkan waktu lama jika langsung dari pabrik ke kapal…misalnya kapasitas kapal tangkernya 7000 ton, maka berapa lama waktu yang diperlukan untuk memenuhinya jika harus di angkut menggunakan truck tangki?. Apalagi jika pelabuhan dengan pabrik jaraknya jauh. Hemm …..coba bayangkan….kan ujung-ujungnya penjual CPO terkena demorit (denda keterlambatan/kelamaan sandar) karena kapal lama sandar di pelabuhan. Ini lumaya besar nilainya gan per harinya….disamping itu juga bulking station juga berfungsi untuk penampungan hasil produck CPO dan lainnya sebelum pengapalan. Nah jika sudah terkumpul siap di kapalkan kan jadi cepat…..bisa juga untuk keperluan lainnya. Terlepas dari berbagai macam alasan yang mendorong sebuah perusahaan membuat Bulking Station sebenarnya apa saja sich bagian-bagian dari Bulking Station CPO itu…? Nah ini dia ulasan singkatnya.

A.      STASIUN JEMBATAN TIMBANG
Station Jembatan Timbang berguna untuk menimbang hasil/barang/CPO yang masuk kedalam bulking station. Ini sangat berguna sekali karena kita akan mengetahui berapa jumlah stok CPO yang telah masuk sebelum di masukan kedalam penyimpanan akhir (Storage Tank). Jembatan timbang dibuat berdasarkan dengan kapasitas truck-truck CPO yang akan masuk mengirim CPO. Untuk merk jembatan timbang tergantung selera dan sregnya masing-masing perusahaan untuk memilihnya. Station jembatan timbang terbuat dari konstruksi baja dan menggunakan system pembacaan digital dengan prinsip kerja tekanan dari loadcell.
Gambar 1. Jembatan timbang

 
B.      STASIUN PENERIMAAN MINYAK
Sebelum CPO di masukan kedalan Storage Tank, CPO di tampung sementara di dalam station penerimaan minyak. Hal ini dilakukan agar kerja pompa lebih efisien jika harus langsung masuk kedalam storage tank. Biasanya kapasitas stasiun penerimaan minyak berkisar 100 – 200 meter kubik. Jadi minyak CPO dari truck tanki ditampung terlebih dahulu di dalam stasiun penerimaan minyak, dan jika sudah terkumpul/penuh kemudian minyak CPO di pompakan ke storage tank. System pengaliran minyak dari truck tanki CPO menggunakan system gravitasi. Konstruksi dari beton bertulang yang dilapisi dengan plat stainlnes steel di bagian dalamnya dan penutupnya. Di dalan bak penampungnya pada bagian bawah terdapat steam coil untuk memanaskan CPO.
Gambar 2. Station Penerimaan Minyak


C.      STASIUN TANGKI TIMBUN CPO
Tanki timbun CPO adalah tempat penampungan CPO selama menunggu sebelum pengapalan. Disinilah CPO ditampung sementara sebelum di kirim. Kapasitas tanki timbun CPO dibuat berdasarkan kapasitas kebutuhannya. Tanki timbun umumnya terbuat dari plat MS SS400 dengan tebal plat sesuai dengan kebutuhan. Dalam setiap bulking station CPO tanki di buat sedemikian rupa sehingga mampu menampung hasil CPO. Dalam konstruksi pondasi tanki timbun CPO disesuaikan dengan hasil test tanah. Dalam konstuksi storage tank terdapat bagian-bagian tertentu yang mempunyai fungsi masing-masing. Untuk tipe tanki timbun atau storage tank banyak jenisnya.
Gambar 3. Tanki Timbun CPO

 
D.      STASIUN PENGIRIMAN CPO
Station pengiriman CPO merupakan tempat untuk memompa CPO dari tanki timbun di alirkan ke pelabuhan, selanjutnya akan masuk kedalam kapal tanker. Dalam station pengiriman terdapat pompa CPO berserta aksesorienya, satu unit compressor dan aksesorienya dan lemari panel control. Kapasitas pompa CPO dibuat sesuai dengan kapasitas yang kita inginkan. Sedangkan compressor berguna untuk membersihkan sisa-sisa minyak CPO yang masih didalam pipa dengan cara memasukan bola-bola busa atau karet (umumnya orang bilang peluru) dan udara bertekanan ke dalam pipa sehingga tembus sampai ke ujung pipa yang ada di kapal. Hal ini dilakukan sampai benar – benar bersih.   CPO
Gambar 4. Station Pengiriman

 
E.       STASIUN BOILER
Station boiler merupakan pembangkit ketel uap bertekanan. Untuk jenis dan kapasitasnya dibuat berdasarkan kebutuhan dan disesuaikan dengan pasokan bahan bakar yang tersedia serta mempertimbangkan biaya operasional. Fungsi dari boiler ini adalah untuk memproduksi uap yang akan berguna untuk memanaskan minyak CPO sebelum proses pengapalan yang berada di dalam storage tank dan juga CPO yang ada di bak penampungan pada station penerimaan CPO. Proses pemanasan dilakukan untuk mencapai suhu yang diinginkan.
Gambar 5. Station Boiler

 
F.       POWER STATION
Power Station merupakan tempat untuk memasok sumber tenaga bagi operasional bulking station, biasa terdiri dari 2 unit genset yang di operasikan secara bergantian. Motor – motor pompa minya CPO memerlukan listrik, nah listrik itu asalnya dari bagian power station atau genset. Selain untuk menggerakan motor-motor pompa juga untuk kebutuhan penerangan dan domestic bagi operasional bulking station. Bias juga sumber listrik dari turbin yang digerakan oleh uap dari ketel boiler, untuk yang ini memerlukan proses perencanaan tersendiri Karen biaya investasinya juga lumayan besar.

Gambar 6. Power Station

 
G.     WATER TREATMENT PLANT
Dari namanya Water Treatmen Plant adalah station untuk pengolahan air baku menjadi air yang siap untuk di komsumsi baik domestic maupun untuk keperluan umpan boiler dengan standar tertentu. Biasanya air bersumber dari sumur dalam, waduk, kolam, ataupun sungai, bahkan dari air laut juga bisa, semua tergantung biayanya.

H.      BANGUNAN PENDUKUNG
Bangunan pendukung biasanya terdiri dari kantor, gudang kernel, gudang bahan bakar boiler/cangkang, perumahan karyawan, pos jaga dan fasilitas penerangan lainnya. Semua tergantung kebutuhan dan keinginan masing-masing dari pihak perusahaan.





Gambar 7. Fasilitas umum


Dari ulasan singkat diatas lumayan juga nich bulking CPO...

Rabu, 30 April 2014

PROBLEM PROYEK DILUAR RUANGAN


PROBLEM PROYEK DILUAR RUANGAN

Dalam sebuah proyek ada sebuah goal yang harus di capai sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dengan batasan waktu dan biaya. Banyak kendala yang dihadapi pada eksekusi sebuah proyek, baik internal maupun eksternal, teknis dan non teknis. Untuk kendala internal akan sangat mudah menyelesaikannya tergantung bagaimana sebuah organisasi proyek menerapkan management dalam organisasinya, sedangkan untuk kendala nonteknis atau eksternal biasanya tergantung dari policy dari organisasi proyek sendiri bagaimana untuk mengatasinya. Pada kesempatan ini saya akan membahas bagaimana kendala-kendala yang dihadapi pada sebuah proyek yang berada di luar ruangan  dan bagaimana cara mengatasinya.

Pada proyek yang berada di luar ruangan banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain :
1.         Cuaca

Pada proyek diluar ruangan atau terbuka faktor cuaca akan sangat menentukan penyelesaian sebuah proyek, misalkan saat akan dikerjakan lagi musim hujan. Namun apakah hanya karena musim hujan sebuah proyek akan berhenti atau tertunda?. Jawabnya bisa iya bisa juga tidak, tergantung bagaimana musim hujan itu dapat mengganggu jalannya sebuah proyek, dan bagaimana organisasi yang terlibat di dalamnya menyikapinya. Karena hujan juga merupakan sebuah rahmat atau anugrah dari Yang Maha Kuasa, karena tanpa air proyek juga tidak akan bisa jalan. Disinilah diperlukan sebuah seni dan insting dalam menyikapi proyek disaat musim hujan, diperlukan sebuah strategi dan perencanaan yang matang dalam menata ruang dan mengatur limpasan air hujan agar tidak mengganggu jalannya sebuah proyek. Misalkan dengan membuatkan sistem drainage yang dapat menampung curah hujan maksimum..



2.         Kondisi tanah

Kondisi tanah akan sangat berpengaruh pada penyelesaian proyek yang berada di luar rungan. Misalnya tanahnya tanah lempung, tentu penangananngnya akan sangat berbeda jika tanah disekitar proyek adalah tanah berbatu dan berpasir. Pada kondisi tanah lempung dimana mempunyai ciri kembang susut yang besar, maka harus di antisipasi jika pada musim hujan tiba.

Gambar 2. Kondisi tanah lempung berpasir, akan mudah runtuh jika terkena air

3.         Kountur tanah

Kountur tanah pada area proyek terbuka atau luar ruangan akan menentukan untuk daerah-daerah mana yang harus dikerjakan, jangan sampai pengerjaan bagian – bagian proyek berulang – ulang karena perbedaan elevasi. Juga dalam mengatur sistem drainage agar dibuat sebuah penampang yang mencukupi dalam menampung debit hujan maksimum dan tidak mengakibatkan banjir pada area-area tertentu.



4.         Metode kerja

Metode kerja dalam sebuah proyek kelihatannya biasa bagi yang sudah terbiasa dalam dunia konstruksi. Namun jika dalam pengerjaannya tidak mengindahkan faktor-fotor diatas, maka dampak yang ditimbulkan akan sangat signifikan bagi penyelesaian sebuah proyek yang berada di luar ruangan. Misal drainage area kerja buruk, maka akan membuat area-area tertentu tergenang dan dapat merusak material-material lainnya atau bahkan akan menambah biaya dan waktu pengerjaannya.


Dari ulasan diatas, proyek diluar ruangan mempunyai tatangan tersendiri untuk menyelesaikannya. Diperlukan kejelian dan perencanaan yang matang. Hujan bukan suatu hambatan bagi penyelesaian sebuah proyek, namun merupakan anugrah yang harus di syukuri. Semoga ulasan singkat ini bermanfaat.